Islam, HAM, dan Liberalisme


Membongkar Dogmatisme:
Inherensi Islam, HAM, dan Liberalisme
Oleh: Mamang M. Haerudin*)

Islam adalah agama sempurna, begitu pemeluknya meyakini. Melalui Al-Qur’an dan hadits, Islam diyakini pemeluknya memiliki kelengkapan pedoman dan tuntunan hidup manusia dalam mencapai kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Tak pelak, jika dalam komunitas Muslim, tidak ada pedoman hidup, seotoritatif  Al-Qur’an dan Hadits.

Meneladani Kepemimpinan Nabi


Meneladani Kepemimpinan Nabi
Mamang M. Haerudin*)


Berkenaan dengan salah satu temaMenghadirkan Teladan Kepemimpinan Bapak Bangsa di Masa Kini” saya berpandangan bahwa apa yang dikemukakan oleh Dr. Darwin Zahedy Saleh dalam artikel “Mengenang Pemimpin Teladan” dalam www.darwinsaleh.com, sepenuhnya saya setuju dan memang tepat menjadikan sosok Mohammad Hatta (Bung Hatta) sebagai sosok teladan, karena jiwa kepemudaan, keorganisasian, dan kepemimpinannya begitu mengesankan.

Memaknai Kemanusiaan dan Keindonesiaan Gus Dur



Memaknai Kemanusiaan dan Keindonesiaan Gus Dur
Oleh Mamang M. Haerudin

30 Desember adalah hari dimana empat tahun silam, salah seorang pejuang kemanusiaan, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah berpulang dengan damai keharibaan-Nya. Dialah manusia biasa yang begitu mencintai semua umat manusia apapun latar belakang sosialnya dengan seluruh makna kemanusiaannya.

Menanggapi Tulisan “Bahaya Buku Andrea Hirata”

                                           Menanggapi Tulisan “Bahaya Buku Andrea Hirata”
                                                                  Mamang M. Haerudin

Pagi jelang siang ini (Selasa, 19 November 2013) saya dikejutkan dengan tulisan bertitel “Bahaya Buku Andrea Hirata.” Saya menemukannya di beranda facebook. Bukan karena apa, setidaknya karena, pertama, ada banyak teman-teman di facebook yang men-share tulisan ini. Kedua, kita tahu bahwa buku Andrea Hirata (AH) ini dapat dikatakan buku fenomenal yang dapat menembus ruang baca internasional.


Di awal, jujur harus saya katakan, saya sendiri belum pernah membaca buku itu dan apalagi menonton filmnya. Saya hanya tahu info tentang buku dan film itu melalui obrolan teman, media cetak dan elektronik, dll yang di antara mereka banyak yang merasa terinspirasi. Novel itu tak hanya menggugah tetapi juga membangkitkan geliat menulis masyarakat Indonesia. Kira-kira begitu kesimpulan yang dapat saya ambil. Siapalah yang tak ingin buku hasil karyanya membludak laku diburu pembaca, lalu difilmkan. Prestasi yang harus diacungi jempol. Bagaimanapun juga.

Nuzulul Qur’an, Permenungan, dan Perempuan



Nuzulul Qur’an, Permenungan, dan Perempuan

Salah satu kebiasaan Nabi Muhammad Saw., adalah ber-tahannuts (betapa) di Gua Hira’. Apalagi saat datang bulan Ramadhan, kebiasaan bertapa ini semakin giat dan rutin dilakukan oleh Nabi Saw.
Ada keterkaitan antara kebiasaan bertapa Nabi, bulan Ramadhan, nuzulul Qur’an, dan realitas sosial masyarakat Arab saat itu. Berkenaan dengan proses turunnya al-Qur’an, saya ingin terlebih dahulu memaparkan seluk beluk masyarakat Arab saat itu dengan konteks makna Ramadhan. Sebagaimana kita tahu, kondisi geografis masyarakat Arab adalah padang pasir. Gersang dan panas terik.